Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Cara budidaya kodok hijau yang benar agar cepat panen

Kodok Hijau

OKB – Budidaya kodok hijau merupakan jenis usaha yang cukup menjanjikan karena permintaan daging kodok dipasaran yang terus meningkat, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri, sementara pasokannya sangat minim karena belum banyak peternak yang berminat untuk membudidayakan kodok/katak.

Daging kodok dapat di olah menjadi berbagai masakan yang lezat, salah satunya yang paling populer adalah swike kodok yang banyak digemari oleh semua kalangan. Selain rasanya nikmat, daging kodok merupakan sumber protein hewani yang juga tinggi kandungan gizinya dan dipercaya dapat menyembuhkan beberapa macam penyakit.

Swike Kodok

Selain dimanfaatkan dagingnya, limbah kodok juga dapat dimanfaatkan untuk ransum hewan ternak, seperti bebek, mentok dan ayam. Kulit kodok juga bisa dijadikan kerupuk kulit yang renyah dan gurih, sedangkan kepalanya dapat diambil kelenjar hipofisanya untuk merangsang kodok dalam pembuahan buatan.

Pada mulanya kodok hanya ditangkap secara langsung dari alam, tapi karena terus diburu akhirnya menyebabkan populasi kodok alam semakin langka. Karena permintaan daging kodok yang terus meningkat maka kodok kemudian dibudidayakan.


Berikut ini tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk budidaya kodok hijau:

1. Menyiapkan lokasi

Untuk membudidayakan kodok sebetulnya cukup mudah dan bisa dilakukan dilahan yang tidak terlalu luas. Lokasi yang ideal untuk budidaya kodok/katak adalah dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1600 meter di atas permukaan laut.

Syarat-syarat pembuatan kolam:

- Ketinggian lokasi yang ideal untuk budidaya kodok adalah 1600 dpl.

- Tanah tidak terlalu miring dan tidak terlalu datar, kemiringan ideal 1 – 5%, artinya untuk ukuran lahan 100 meter, maka jarak kemiringan dari ujung sampai ujungnya sekitar 1 - 5 meter.

- Gunakan air yang jernih untuk memperlancar proses penetasan telur.

- Kodok bisa hidup di air yang bersuhu 2 - 35 derajat celcius. Suhu saat penetasan telur antara 24 - 27 derajat celcius dengan kelembaban 60 - 65%.

- Air mengandung oksigen sekitar 5 - 6 ppm, atau minimum 3 ppm. Karbondioksida terlarut tidak lebih dari 25 ppm.

- Dekat dengan sumber air dan usahakan air bisa masuk dan keluar dengan lancar dan bebas dari kekeringan dan kebanjiran.

Untuk memulai budidaya kodok hijau, kita harus memiliki beberapa kolam dengan fungsinya masing-masing, yaitu:

- Kolam perawatan kodok

Luas kolam perawatan kodok adalah 15 meter persegi dengan ukuran 3 x 5 m yang terdiri dari dinding tembok 0,40 m dan dinding kawat plastik setinggi  1 m, sedangkan lantainya terbuat dari semen dan bata yang terdiri dari 2/3 bagian kolam terisi air setinggi 10 - 15 cm dan 1/3 bagian kering.

- Kolam pemijahan

Dinding kolam pemijahan dibuat dari semen dan diatasnya diberi kawat plastik sebagai pembatas. Kedalaman airnya sekitar 0,30 - 0,40 m dan ditengahnya dibuatkan daratan. Populasi pemeliharaan kodok yaitu 15 ekor/meter persegi dengan perbandingan tiga betina dan satu jantan. Agar kolam lebih nyaman untuk kodok, sebaiknya kolam diberi tanaman eceng gondok dan lantai daratan ditengah kolam tidak berlumpur. Berikan pakan berupa ikan kecil, ketam dan cacahan bekicot untuk indukan kodok. Setelah kodok bertelur, segera pindahkan telur yang mengambang di air ke kolam penetasan.

- Kolam penetasan

Kolam penetasan dibuat dari tembok semen dengan kedalaman air sekitar 30 cm dan buatlah air selalu mengalir atau diberi aerasi yang luas.

- Kolam kecebong

Kolam kecebong terdiri dari beberapa kolam yang masing-masing luasnya sekitar 5 - 6 m2 dengan dasar kolam terbuat dari semen.

- Kolam kodok muda

Kolam ini untuk memelihara kodok yang berumur kurang dari 2 bulan. Luas kolam  15 m2 dengan dinding tembok dan kawat. Lantai dibuat miring dengan daerah yang di isi air yaitu 1/3 bagian dengan kedalaman air 15 - 35 cm.

- Kolam kodok dewasa

Kolam ini untuk memelihara kodok yang sudah berusia antara 2 - 6 bulan. Luas kolam sekitar 20 m dengan dinding semen dan kawat. Kedalaman air yang diperlukan sekitar 30 - 40 cm.


2. Pembibitan

Bibit kodok bisa didapatkan dengan mengawinkan induk kodok di kolam pemijahan. Selanjutnya telur-telur yang telah dibuahi dipindahkan ke dalam kolam penetasan telur. Jika suhu air tepat, maka telur akan menetas setelah sekitar 60 jam.

Pilihlah bibit kodok yang sehat dan matang kelamin serta berukuran besar. Perhatikan juga tanda-tanda kelamin sekundernya kemudian pisahkan berdasarkan jenis kelaminnya. Pemisahan antara indukan kodok jantan dan betina dilakukan sekitar 1 - 2 hari dengan tujuan untuk lebih membangkitkan b!rah! kedua indukan ketika dipertemukan. Calon indukan kodok yang akan dikawinkan sebaiknya diberi pakan berupa cincangan daging bekicot yang masih segar, ikan atau yang lainnya.

- Sistem pemijahan alami:

Induk jantan dan betina yang telah dipisah selama 1 - 2 hari disatukan dikolam pemijahan. Pastikan tidak ada ikan liar didalam kolam pemijahan karena dapat mengganggu hasil pemijahan. Perhatikan juga kodisi kolam agar jangan sampai telur kodok ikut terbuang melallui saluran pembuangan air. Pada sore atau pagi hari ketika suhu udara turun, kita bisa membantu kelancaran proses pemijahan dengan membuat hujan buatan.

- Sistem pemijahan hipofisasi:

Cara lain untuk memijahkan kodok adalah dengan cara sistem kawin suntik menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa untuk merangsang kodok agar kawin sesuai waktu yang di inginkan. Dengan sistem ini kita bisa lebih mengintensifkan pembenihan, mengurangi kematian, merawat telur-telur kodok yang telah dibuahi dalam tempat tersendiri, memberi jaminan bahwa telur-telur akan terbuahi oleh sperm4 seluruhnya dan tidak memerlukan hujan buatan. Penyuntikan pada tubuh kodok betina umumnya dilakukan dibagian punggung, rongga perut dan bagian kepala. Tapi penyuntikan pada rongga perutlah yang banyak dilakukan.

3. Reproduksi dan perkawinan

Kodok yang hendak disuntik ditampung pada kolam yang diberi sedikit air dan ditutup dengan kawat kasa untuk memudahkan penangkapan. Pilihlah kodok yang telah cukup umur dan dalam keadaan matang telur. Saat proses penyuntikan kodok dibalut dengan kain hapa agar tidak meronta.

Kodok yang telah disuntik kemudian dilepas ke dalam kolam lain dan dipantau setiap jam. Setelah 12 jam kodok tersebut disuntik kembali agar dapat bertelur seluruhnya. Setelah kodok betina disuntik dua kali dan menunjukkan tanda-tanda akan bertelur, maka segera siapkan test!s dari induk jantan. Sperm4 dikeluarkan dari test!s dengan cara memotongnya menggunakan jarum kecil yang tajam kemudian dimasukkan ke dalam cawan petri yang sudah di isi dengan air kolam yang bersih. Setelah air dalam cawan menjadi keruh dan test!s sudah kosong, kemudian  cairan test!s tersebut dibiarkan dulu selama 10 menit.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan pada setiap tahap pertumbuhan kodok. Pertumbuhan dan kesehatan kodok tergantung pada jenis pakan dan kecocokan tempatnya. Kodok diberi makan 1 kali sehari, sedangkan untuk air di kolam diganti dan dibersihkan seminggu sekali.

5. Sanitasi

Telur yang sudah dibuahi kemudian dipindahkan ke kolam penetasan. Sebelum digunakan sebaiknya kolam dibersihkan agar steril. Telur harus dipisahkan dari induknya agar proses penetasannya tidak terganggu dan tidak dimakan oleh induknya. Pindahkan telur dengan hati-hati jangan sampai sarang atau lendirnya pecah. Telur-telur tersebut akan menetas setelah 48 - 72 jam pada suhu air 24 – 27 derajat celcius. Setelah menetas tetap dipelihara dikolam yang sama selama 10 hari.

6. Perawatan

Kodok muda yang telah mengalami metamorphose ditempatkan pada kolam permanen. Saluran keluar dan masuk air kolam harus diberi saringan untuk menghindari masuknya hama dan untuk mencegah kodok keluar dari kolam.

Padat tebar bibit antara 50 - 100 ekor/m2. Setelah kodok berumur 3 bulan, saatnya kodok diseleksi berdasarkan kaki belakang, kulit dan ukuran badannya. Jumlah kodok yang diseleksi 20% dari total yang dipelihara kemudian dipindahkan ke dalam kolam calon indukan, sedangkan sisanya tetap dipelihara sampai masa panen, yaitu setelah berumur 4 - 5 bulan.

Kodok dewasa (matang gonad) yang akan dijadikan sebagai bibit unggul, baik yang jantan maupun yang betina di suntik dengan kelenjar hiphofisa kodok sebanyak 1 dosis. Penyuntikan dilakukan 1 bulan sekali dan dengan populasi 20 - 25 ekor/m2.

7. Pemberian pakan

Kodok memerlukan makanan yang baik agar pertumbuhannya optimal. Pada umumnya kodok akan memangsa makanan yang diberikan jika pakan masih bergerak karena di alam bebas kodok terbiasa memangsa pakan hidup seperti anak kadal, kecebong bangkong, serangga, nyamuk dan ulat-ulat kecil. Tapi untuk kodok yang hidup dipenangkaran bisa diberi pakan yang tidak bergerak (mati).

Kodok yang dipelihara bisa diberikan beberapa jenis pakan. Untuk kodok percil sampai kodok dewasa bisa diberikan pakan berupa cincangan daging bekicot, cincangan daging ikan, ulat, belatung, serangga, limbah dapur, ikan rucah, cacing, ketam-ketaman kecil atau yang lainnya.

Kodok juga bisa diberikan pakan buatan pabrik berupa pelet sesuai peruntukannya. Untuk kecebong diberikan pelet khusus grower dan untuk induk diberikan pelet khusus breeder. Kebutuhan pakan pelet untuk kodok sesuai umurnya yaitu:
- Kecebong umur  0 - 3 minggu= 0,03 g/ekor/hari.
- Umur 14 minggu= 0,15 g/ekor/hari.
- Umur 16 minggu= 0,42 g/ekor/hari.
- Umur 18 minggu= 0,58 g/ekor/hari.
- Umur 20 minggu= 0,72 g/ekor/hari.
- Umur 22 minggu= 0,92 g/ekor/hari.
- Umur 24 minggu= 1,32 g/ekor/hari.

Setelah kodok berumur lebih dari 24 minggu, pemberian pakan selanjutnya disesuaikan dengan bobot tubuhnya. Rata-rata jumlah pakan yang dibutuhkan adalah 0,3 - 0,5 % dari bobot tubuhnya.

Pakan diberikan 2 kali sehari dalam setiap takaran, dengan begitu diharapkan pakan dapat dihabiskan dan tidak tersisa sama sekali. Oleh karena itu, pembersihan kolam perlu dilakukan setiap hari agar jika ada sisa-sisa pakan tidak membusuk di dalam kolam.

8. Hama dan penyakit

Banyak parasit dan penyakit yang dapat mengganggu kesehatan kodok ternak, baik dalam pada saat masih kecebong, percil, kodok remaja maupun kodok dewasa. Penyebabnya dapat berupa bakteri, virus, jamur, protozoa, cacing dan insekta. Dari berbagai penyakit dan parasit yang sering menyerang kodok, ada beberapa diantaranya yang perlu mendapat perhatian khusus, antara lain:

- Penyakit ekor busuk

Penyakit ini hanya menyerang kecebong. Jika ada salah satu kecebong terserang penyakit ini maka dengan mudah akan menular pada kecebong lainnya. Gejalanya berupa rusaknya bagian ekor kecebong dan biasanya ditandai dengan munculnya warna putih pada bagian yang rusak tersebut. Akibatnya pergerakan kecebong menjadi tidak seimbang dan akhirnya mengalami kematian. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dan jamur dan penularannya akan lebih cepat jika padat populasi atau kepadatan tebar terlalu tinggi.

Untuk menanggulangi penyakit ini caranya yaitu dengan memisahkan kecebong yang sakit dengan kecebong lainnya yang masih sehat. Kecebong yang masih sehat segera dipindahkan ke kolam lain yang lebih steril.

Di kolam pemeliharaan yang baru, kecebong yang masih sehat diobati dengan Oktaklor dengan dosis 4 g/4,5 liter air atau dengan Natrium klorida (NaCl) 0,15 g/4,5 liter air. Pengobatan dilakukan dengan merendam kecebong dalam larutan tersebut selama setengah jam diulang sampai 4 kali. Sementara itu kolam lama yang tadinya terdapat kecebong sakit dibersihkan dengan desinfektan seperti larutan PK (Kalium permanganat).

- Penyakit kembung (Bloating)

Penyakit ini lebih banyak menyerang kodok remaja dan dewasa dengan gejala perut membuncit. Penyebabnya karena kesalahan dalam pemberian pakan yang terlalu banyak mengandung protein. Oleh karena itu, penyakit ini juga disebut penyakit overprotein.

Satu-satunya cara untuk menyelematkan kodok yang menderita bloating adalah dengan menghentikan pemberian pakan. Agar tidak mengganggu kodok-kodok lainnya, maka kodok yang sakit harus dipindahkan dari kolam pemeliharaan agar kodok yang sehat tetap bisa makan seperti biasanya.

- Ambeien

Kodok yang terkena ambein ditandai dengan keluarnya semacam daging sepanjang kurang lebih 2 cm dari bagian anusnya dan biasanya penyakit ini sering dialami kodok muda. Penyakit ini disebabkan oleh melemahnya sistem otot belakang dan kemungkinan besar disebabkan karena kecerobohan kodok saat menelan makanannya. Bisa saja makanan yang ditelan terlalu keras atau terlalu besar.

Untuk penyembuhannya, kodok yang sakit di isolasi selama 3 hari tanpa diberi makan dan pada hari ke-4 baru diberi makan tapi berupa makanan yang lunak dan sesuai dengan ukurannya. Untuk pencegahan penyakit ambeien, maka populasi kodok dalam satu kolam tidak boleh terlalu padat dan kolam harus bersih. Pemberian kadar kalori dalam makanan tidak boleh melebihi dosis 3400 cl/kg makanan.

- Kaki merah

Penyakit  ini merupakan penyakit yang sangat berpotensi merugikan peternak kodok karena yang diserang adalah bagian tubuh kodok yang paling ekonomis yaitu kaki dan paha. Gejala penyakit ini dapat dikenali dengan adanya warna kemerahan dibagian belakang dan depan kaki kodok. Warna merah tersebut disebabkan oleh rusaknya jaringan otot kaki. Paha dan kaki berwarna merah, luka dan kulit melepuh adalah penyakit yang menyerang kodok yang berumur 1 - 2 bulan. Penyakit ini mudah menular dan menyerang sistem saraf sehingga akan menyebabkan kematian dalam beberapa jam.

Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, yaitu bakteri Aeromonas hydrophilla atau Hydrophlilus. Untuk mencegah agar kodok tidak terserang penyakit ini, usahakan penebaran bibit tidak terlalu padat. Selain itu lingkungan pemeliharaan juga harus selalu dijaga kebersihannya.

Kodok yang sakit bisa di obati dengan antibiotik, suntikan teramisin 25 mg/kg, atau streptomycin/ tetrasiklin 20 mg/kg berat kodok atau Oxolini acide dengan cara perendaman sebanyak 1,56 mcg/ml. Untuk pengobatan penyakit kaki merah dan bisul pada kodok bisa dilakukan dengan memandikan kodok dalam larutan Nifurene 50–100 gram/m2 air.

- Penyakit mata

Penyakit ini ditandai dengan gejala iritasi mata dan peradangan kelopak mata yang berakhir dengan kebutaan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: infeksi larva cacing Trematoda pada mata, gangguan metabolesme, defisiensi Vitamin A serta polusi air.

Untuk pengobatan penyakit mata yang disebabkan oleh cacing dapat menggunakan piperazin sitrat yang ditambahkan dalam pakan sesuai petunjuk atau aturan pakai. Sedangkan untuk gangguan mata yang disebabkan karena metabolisme, defisiensi vitamin A atau polusi air dapat diberikan larutan perak nitrat 1% sebagai obat tetes mata.

Selain penyakit-penyakit di atas, masih ada faktor lain yang dapat mengakibatkan kematian kodok ternak, diantaranya adalah perubahan habitat dari lingkungan air ke lingkungan darat yang terjadi pada saat kecebong berubah bentuk menjadi kodok, kekurangan sinar ultra violet pada stadium starter dan grower, suhu yang tinggi (di atas 28 derajat celcius, pH air yang terlalu rendah (di bawah 3) atau pH yang terlalu tinggi (di atas 9), pencemaran air oleh pestisida, kadar oksigen terlalu rendah, kepadatan populasi dan ketidak seragaman ukuran kodok dalam satu kolam pemeliharaan.

9. Panen

Hasil utama yang dihasilkan adalah daging kodok, sedangkan hasil tambahan yang dapat diperoleh adalah dengan mengolah limbah hasil pemotongan untuk dijadikan silase dengan penambahan propionat dan asam formiat kemudian digiling untuk dibuat pakan ternak. Pakan ternak dari limbah kodok ini bisa tahan sampai 2 bulan pada suhu sedang.

Hasil tambahan lainnya adalah dengan dijadikan tepung, dimana kandungan mineral dan proteinnya masih cukup tinggi untuk dijadikan bahan tambahan pakan ternak. Kodok yang tidak dijual/afkir dapat diambil hiphofisanya untuk proses pemijahan berikutnya.

Sebelum disiangi, biasanya kodok-kodok hasil panen ditempatkan dipenampungan kodok, bisa berupa kotak kayu atau bak semen yang drainasenya lancar.

Untuk menjaga agar kodok tetap hidup dan segar, kita bisa menggunakan karung goni yang dibasahi. Pengangkutan paling aman dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Jika pengangkutan hasil panen menempuh jarak jauh maka perlu dibuatkan kotak kayu yang didesain secara khusus dengan kapasitas yang disesuaikan.

Baca juga:



Demikian informasi tentang cara budidaya kodok hijau yang benar agar cepat panen. Untuk informasi lain seputar hewan ternak, dapat dibaca pada artikel OKB lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Cara budidaya kodok hijau yang benar agar cepat panen"