Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Cara mudah budidaya Jamur Tiram untuk pemula

gambar jamur tiram putih
Jamur Tiram Putih

OKB – Saat ini sudah mulai banyak orang yang mengyukai Jamur Tiram karena memiliki rasa yang lezat dan bisa di olah menjadi berbagai jenis makanan. Selain rasanya yang enak, Jamur Tiram juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.

Kandungan protein dan karbohidrat pada Jamur Tiram Purih ternyata lebih tinggi dibanding daging sapi, yaitu 27% untuk kandungan protein dan 58% untuk kandungan karbohidratnya. Selain itu, Jamur Tiram putih juga memiliki kandungan asam amino, vitamin C dan kalsium yang cukup tinggi.

Berikut ini beberapa khasiat dan manfaat Jamur Tiram putih:
1. Anti bakterial dan anti tumor
2. Mengontrol kolesterol
3. Membunuh nematoda
4. Membantu mengatasi penyakit liver
5. Menguatkan jantung

Karena rasanya yang lezat dan kaya manfaat itulah yang membuat banyak orang menyukai Jamur Tiram Putih, sehingga permintaan Jamur Tiram Putih dipasaran semakin meningkat setiap harinya.

Hal itu tentunya menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan, yaitu dengan mengolahnya menjadi berbagai jenis makanan atau dengan cara membudidayakannya.


Berikut ini langkah-langkah budidaya Jamur Tiram yang benar agar cepat panen:

1. Persiapan budidaya

Selama ini banyak yang mengalami kegagalan ketika membudidayakan Jamur Tiram Putih karena tidak memahami tehnik dan cara budidaya Jamur Tiram Yang benar.

Dalam budidaya Jamur Tiram, kita perlu memperhatikan faktor lingkungan, kebersihan, serta konsistensi dalam perawatan dan pemeliharaannya. Jika faktor-faktor tersebut tidak dilakukan dengan baik maka hasilnya tidak akan maksimal dan bahkan berpotensi mengalami kegagalan.

Sebelum mulai melakukan penanaman, terlebih dulu kita harus menyiapkan rumah kumbung baglog, rak baglog, bibit jamur tiram, dan peralatan yang diperlukan untuk budidaya Jamur Tiram.

Usahakan untuk menggunakan bibit Jamur Tiram bersertifikat yang dapat dibeli petani Jamur Tiram atau dinas pertanian setempat.

Untuk mengoptimalkan hasil budidaya Jamur Tiram didataran rendah bisa dilakukan dengan modifikasi media tanam dan takarannya, yaitu dengan menambah atau mengurangi takaran setiap bahan dari standar umumnya.

Dalam usaha skala kecil, eksperimen dalam menentukan takaran bahan media tanam merupakan hal yang sangat penting untuk memperoleh takaran yang pas, karena Jamur Tiram yang dibudidayakan dilingkungan berbeda tentu membutuhkan nutrisi dan media tanam yang berbeda, tergantung dari kondisi lingkungan tumbuhnya.


2. Menyiapkan media tanam

Sampai saat ini belum ada standar baku tentang komposisi media tanam untuk budidaya Jamur Tiram didataran rendah, sehingga petani biasanya akan memodifikasi media tanam dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.

Media tanam yang paling paling banyak digunakan adalah serbuk kayu yang berfungsi sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman Jamur Tiram. Serbuk kayu bisa didapatkan dengan mudah ditempat penggergajian kayu.

Serbuk Kayu yang digunakan sebaiknya berasal dari jenis kayu keras karena dapat meningkatkan hasil panen Jamur Tiram, sebab kayu keras seperti kayu sengon, kayu mahoni atau jenis kayu keras lainnya banyak mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh Jamur.

Sebelum digunakan sebagai media tanam, sebuk kayu harus dikompos terlebih dahulu agar bisa terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh Jamur.

Proses pengomposan serbuk kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan plastik atau terpal selama 1 - 2 hari. Proses pengomposan dapat berlangsung dengan baik jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50 derajat celsius.

Selain menggunakan serbuk kayu, ada juga bahan lain yang bisa digunakan sebagai media tanam Jamur Tiram, contohnya seperti ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, dan ampas teh. Tapi berdasarkan pengalaman dari para petani Jamur Tiram didataran rendah, media yang paling bagus untuk budidaya Jamur Tiram adalah serbuk kayu.

Sedangkan bahan-bahan seperti dedak / bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk mengoptimalkan pertumbuhan Jamur Tiram.

Pastikan dedak dan tepung jagung yang digunakan masih baru, karena jika sudah lama dikhawatirkan sudah terjadi fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak dikehendaki.

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak atau tepung jagung sama-sama dapat menghasilkan Jarum Tiram yang berkualitas, karena kandungan nutrisi dari kedua bahan tersebut hampie sama.

Tapi dari segi biaya, penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya produksi dan lebih mudah didapatkan di tempat penggilingan padi.

Kapur (CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa menyebabkan pH media tanam menjadi rendah.

Wadah yang digunakan untuk meletakkan campuran media tanam adalah kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm.

Untuk komposisi media semai adalah serbuk gergaji 100 kg, tepung jagung 10 kg, dedak halus / bekatul 10 kg, kompos 0,5 kg, kapur (CaCo3) 0,5 kg dan air 50 - 60%.


Ada dua hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman bibit Jamur Tiram, yaitu sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog.

- Sterilisasi bahan:

Sebelum dicampur dengan media yang lain, serbuk kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven selama 6 - 8 jam pada suhu 100 derajat C untuk mengurangi mikro organisme penyebab kontaminsasi sekaligus untuk mengurangi kadar air pada serbuk kayu agar lebih kering.

Kedua bahan tersebut kemudian dicampurkan dan diberi air sekitar 50 - 60% sampai adonan menjadi kalis dan bisa dikepal. Air berfungsi dalam penyerapan nutrisi oleh miselium. Sebaikny gunakan air bersih untuk mengurangi resiko kontaminasi organisme lain dalam media tanam.

Media yang digunakan harus benar-benar padat agar bisa menghasilkan Jamur Tiram lebih banyak. Jadi pastikan media tanam yang dimasukkan ke dalam plastik sudah cukup padat, kemudian bagian atas plastik dipasang cincin paralon dan selanjutnya kantong plastik ditutup dengan disumbat kapas lalu di ikat dengan karet.

- Sterilisasi baglog

Sterilisasi baglog dilakukan dengan cara memasukkan baglog ke dalam autoclave atau pemanas (steamer) selama 15 menit dengan suhu 121 derajat C. Jika tidak ada autoclave atau streamer, kita bisa menggunakan drum dengan kapasitas besar yang mampu menampung sekitar 50 baglog kemudian dipanasi diatas kompor api atau bisa juga menggunakan oven.

Proses sterilisasi baglog menggunakan drum memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8 jam. Tapi dari segi biaaya penggunaan drum dianggap lebih hemat biaya.

Setelah proses sterilisasi selesai, kemudian baglog didinginkan dengan mematikan alat sterilisasi dan membiarkan suhunya turun sedikit demi sedikit. Setelah proses pendinginan selesai, baru kemudian dilakukan penanaman bibit Jamur Tiram.


3. Penanaman dan pemeliharaan Jamur Tiram

Salah satu faktor penentu keberhasilandalam  budidaya Jamur Tiram adalah menjaga kebersihan tempat budidaya, peralatan maupun pekerjanya. Untuk itu, tempat untuk budidaya Jamur Tiram sebaiknya dibersihkan menggunakan desinfektan.

Peralatan yang digunakan untuk menanam biibit Jamur Tiram juga harus disterilisasi menggunakan alkohol dan dipanaskan dengan api. Selain itu, pada saat melakukan penanaman bibit Jamur Tiram sebaiknya para pekerja juga mengenakan masker.juga idealnya menggunakan masker. Hal itu bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi.

Dalam budidaya Jamur Tiram kita juga harus menjaga suhu dan kelembaban ruang tempat budidaya agar tetap pada tingkat yang ideal. Jika cuaca lebih kering, panas, atau berangin tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung sehingga air akan cepat menguap, jadi sebaiknya frekuensi penyiraman ditingkatkan.

Jika suhu terlalu tinggi dan kelembaban berkurang amak akan mengakibatkan Jamur Tiram sulit tumbuh atau bahkan tidak tumbuh. Oleh karena itu, kita juga harus mengatur sirkulasi udara didalam kumbung agar Jamur Tiram tidak cepat layu dan mati.

Pengaturan sirkulasi bisa dilakukan dengan cara menutup sebagian lubang sirkulasi ketika angin sedang bertiup kencang dan dibuka semua ketika angin normal. Tapi yang terpenting adalah jangan sampai Jamur Tiram kekurangan udara segar.


4. Pengendalian hama dan penyakit

Selain pemeliharaan baglog, dalam budidaya Jamur Tiram kita juga perlu melakukan perawatan untuk mencegah atau mengendalikan hama dan penyakit yang mungkin bisa menyerang Jamur Tiram.

Munculnya hama dan penyakit pada Jamur Tiram juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan maupun dari Jamur itu sendiri. Sehingga terkadang hama dan penyakit yang menyerang Jamur Tiram tidak sama antara tempat budidaya yang satu dengan tempat budidaya yang lain.

Berikut ini beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang Jamur Tiram:

- Ulat

Ulat merupakan hama yang paling banyak menyerang Jamur Tiram. Ada tiga faktor penyebab munculnya hama ini, yaitu faktor kelembaban, kotoran dari sisa bonggol atau tangkai jamur dan jamur yang tidak terpanen serta lingkungan yang tida bersih.

Hama ulat sering muncul ketikan musim hujan dimana kelembaban udara meningkat. Pencegahan merupakan solusi terbaik untuk mengatasi hama ulat, yaitu dengan mengatur sirkulasi udara. Caranya dengan membuka lubang sirkulasi udara dan untuk sementara proses penyiraman keumbung dihentikan.

Pangkal / bonggol Jamur Tiram yang tertinggal di baglog saat proses pemanenan juga dapat mengundang munculnya binatang kecil seperti kepik. Kepik inilah yang menjadi penyebab munculnya hama ulat.

Sedangkan Jamur Tiram yang tidak terpanen kemungkinan terjadi karena jamur tidak muncul keluar sehingga terlewat  saat pemanenan dan menjadi busuk. Hal itu juga dapat menyebabkan munculnya hama ulat.

Jadi sebaiknya ketika melakukan pemanenan, kita harus memastikan jika baglog sudah bersih dan tidak ada bonggol dan jamur yang tidak terpanen.

Ulat bisa saja muncul karena rumah kumbung atau lingkungan sekitar kumbung tidak bersih. Misalnya adanya kandang ternak atau tanaman disekitar rumah kumbung.

Untuk mencegah dan mengatasi serangan hama ulat, sebaiknya lakukan pembersihan rumah kumbung dan sekitar rumah kumbung dengan melakukan penyemprotan formalin.

- Semut, laba-laba dan kleket

Semut dan laba-laba bisa di atasi dengan membongkar sarangnya atau dengan penyemprotan insektisida. Tapi penggunaan insektisida merupakan cara terakhir dan usahakan untuk tidak menggunakannya jika seranganhama tidak terlalu parah karena Jamur Tiram merupakan produk makanan organik.

Sedangkan hama kleket sering dijumpai pada mulut / lubang baglog. Untuk mengendalikannya juga bisa dilakukan dengan cara mekanis, yaitu mengambilnya langsung dengan tangan.

- Tumbuhnya cendawan atau jamur lain

Jamur lain yang sering mengganggu Jamur Tiram adalah Mucor sp, Rhizopus sp, Penicillium sp dan Aspergillus sp. pada substrat atau baglog tumbuhnya jamur-jamur pengganggu tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam, kuning, hijau, dan munculnya lendir pada substrat.

Miselium-miselium tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan Jamur Tiram terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali. Penyakit ini bisa disebabkan karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan media tanam kurang bersih atau karena kondisi lingkungan kumbung yang terlalu lembab.

Untuk mengatasinya, pastikan lingkungan dan peralatan ketika pembuatan media tanam dan saat penanaman bibit Jamur Tiram perlu dijaga kebersihannya. Selain itu kelembaban didalam kumbung juga harus di atur agar tidak berlebihan.

Penyakit ini bisa menyerang baglog yang sudah dibuka ataupun yang masih tertutup. Jika baglog sudah terserang jamur-jamur tersebut maka harus segera dilakukan pemusnahan dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.

- Tangkai memanjang

Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang ditandai dengan tangkai Jamur Tiram yang tumbuh memanjang dengan bagian tubuh Jamur kecil dan tidak dapat berkembang secara maksimal.

Penyakit tangkai memanjang ini disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara yang kurang sempurna. Untuk mencegah agar Jamur Tiram tidak terserang penyakit ini maka harus dilakukan pengaturan ventilasi dalam kumbung seoptimal mungkin.


5. Masa panen

gambar jamur tiram siap panen
Panen Jamur Tiram

Masa panen merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh para petani Jamur Tiram. Untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal maka proses pemanenan harus dilakukan dengan baik.

Jamur Tiram termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Pemanenan Jamur Tiram dapat dilakukan dalam jangka waktu 40 hari setelah pembibitan atau setelah Jamur tumbuh maksimal, yaitu sekitar 2 - 3 minggu setelah tubuh Jamur Tiram terbentuk. Perkembangan tubuh Jamur Tiram yang maksimal ditandai dengan meruncingnya bagian tepi Jamur.

Kriteria Jamur Tiram yang sudah layak untuk dipanen adalah yang sudah berukuran cukup besar dan bertepi runcing tetapi belum mekar penuh atau belum pecah. Jamur Tiram dengan kondisi seperti itu tidak mudah rusak ketika dipanen.

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika produk Jamur Tiram dipasarkan, misalnya saja keseragaman berat dan ukuran Jamur Tiram.

Setelah dipanen, langkah selanjutnya adalah melakukan penanganan terhadap Jamur Tiram yang telah dipanen agar sesuai dengan permintaan pasar, yaitu penyortiran dan pengemasan.

Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian bagian tubuh buahnya dipisahkan dari pangkalnya. Proses pencucian dan pemisahan ini penting untuk dilakukan karena jika selama proses budidaya menggunakan pestisida, biasaya pestisida akan mengendap pada bagian pangkal Jamur dan masih memungkinkan terdapat residu yang tertinggal pada tubuh buah Jamur.

Setelah dicuci bersih, kemudian Jamur Tiram disortir untuk mengelompokkan Jamur Tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal ini bertujuan untuk menyeragamkan Jamur Tiram sehingga akan lebih menarik minat konsumen saat dipasarkan.

Setelah disortir kemudian Jamur Tiram dikemas menggunakan plastik kedap udara. Semakin sedikit udara yang ada didalam plastik, maka Jamur Tiram akan semakin tahan lama untuk disimpan.

Tapi idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya dapat mempertahankan kesegaran Jamur Tiram selama 2 - 4 hari. Oleh karena itu, agar Jamur Tiram tetap dalam kondisi baik, maka proses pengangkutan tidak boleh dilakukan terlalu lama dari proses pengemasannya. Jika jarak pengangkutan cukup jauh sebaiknya alat transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin.


Demikian informasi tentang cara mudah budidaya Jamur Tiram untuk pemula yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar pertanian dan peternakan, dapat dibaca pada artikel OKB lainnya.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Cara mudah budidaya Jamur Tiram untuk pemula"