Cara budidaya ikan nila yang benar agar cepat panen
(Ilustrasi ikan nila) |
Ikan nila merupakan jenis ikan yang sangat mudah dipelihara dan juga mudah berkembang
biak secara alami. Jadi, bisa dikatakan kalau budidaya
ikan nila sangat menguntungkan karena
tidak memerlukan biaya perawatan yang mahal dan juga mudah dalam pembibitannya
karena bisa berkembang biak sendiri tanpa memerlukan campur tangan kita.
Selain itu, ikan nila
juga bisa beradaptasi dengan lingkungan manapun sehingga kemungkinan hidupnya
sangat besar. Tapi walaupun ikan nila dapat beradaptasi dan
dapat bertahan hidup di perairan tawar mana saja, akan lebih baik jika ikan
nila dipelihara di perairan yang memiliki suhu sekitar 25 - 30° C dengan
keasaman sekitar 7 - 8 pH. Suhu dan keasaman tersebut merupakan acuan perairan ideal untuk budidaya ikan
nila agar agar dapat tumbuh dan
berkembang secara maksimal.
Ikan nila termasuk jenis ikan pemakan segala atau biasa disebut sebagai omnivora. Jadi, untuk masalah pakan tidak
merepotkan dan tidak memerlukan anggaran yang besar. Tapi umumnya pakan ikan nila adalah plankton dan beberapa jenis tumbuhan air. Jadi, kita bisa menyediakan plankton dan tumbuhan air sebagai pakan alami ikan nila untuk memenuhi
kebutuhan
nutrisinya.
Selain itu, ikan nila juga bisa diberikan pakan berupa sisa-sisa sayuran yang bisa dibeli dipasar dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya agar tumbuh kembangnya maksimal, ikan nila juga bisa diberikan pelet yang memiliki kandungan protein sebesar 20 - 30%.
Selain itu, ikan nila juga bisa diberikan pakan berupa sisa-sisa sayuran yang bisa dibeli dipasar dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya agar tumbuh kembangnya maksimal, ikan nila juga bisa diberikan pelet yang memiliki kandungan protein sebesar 20 - 30%.
Berikut ini
tahapan-tahapan untuk memulai budidaya ikan nila:
- Memilih bibit ikan
nila
Agar budidaya ikan nila
dapat berhasil dan cepat panen, maka bibit yang digunakan harus yang
berkualitas (bibit unggul). Pemilihan bibit merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena merupakan titik awal yang dapat menentukan keberhasilan dari
budidaya ikan nila.
Untuk usaha pembesaran
sebaiknya memilih bibit ikan nila yang berjenis kelamin jantan karena ikan nila
jantan memiliki pertumbuhan 40% lebih cepat dibanding ikan nila betina. Selain
itu ukuran tubuhnya juga lebih besar pada usia yang sama.
- Persiapan kolam
budidaya
Ikan
nila ini bisa dipelihara diberbagai jenis kolam, bisa
menggunakan kolam semen, kolam tanah, kolam terpal,
jaring terapung, bahkan bisa menggunakan tambak air payau. Tapi
dari beberapa jenis kolam tersebut, kolam tanah adalah yang paling ideal dan sering digunakan dalam budidaya ikan nila. Alasannya karena selain proses pembuatannya yang
cukup mudah, biaya untuk pembuatannya
juga relatif murah.
Keuntungan lain dari
penggunaan kolam tanah adalah karena kolam tanah merupakan tempat
tumbuhnya beberapa tumbuhan dan hewan-hewan air kecil yang nantinya bisa menjadi pakan alami ikan
nila.
Dengan adanya tumbuhan dan hewan-hewan kecil yang tumbuh dan hidup didalam kolam tanah, maka dapat mengurangi anggaran untuk pembelian pakan karena suda terbantu dengan adanya pakan alami tersebut. Selain itu, ikan nila yang dipelihara dalam kolam tanah juga lebih cepat besar karena kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan adanya pakan alami disekitarnya.
Dengan adanya tumbuhan dan hewan-hewan kecil yang tumbuh dan hidup didalam kolam tanah, maka dapat mengurangi anggaran untuk pembelian pakan karena suda terbantu dengan adanya pakan alami tersebut. Selain itu, ikan nila yang dipelihara dalam kolam tanah juga lebih cepat besar karena kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan adanya pakan alami disekitarnya.
Sebelum membuat kolam
tanah untuk budidaya ikan nila, lokasi atau lahan yang akan dijadikan kolam
harus dipersiapkan terlebih dulu, yaitu dimulai dari tahap
penjemuran, pembajakan, pengapuran, pemupukan, hingga pengairan.
Berikut ini
langkah-langkah dalam pembuatan kolam tanah untuk budidaya ikan nila:
- Pengeringan
Setelah kolam tanah
selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah mengeringkan dasar kolam denan cara
membiarkannya terkena sinar matahari secara langsung selama 3 – 7 hari. Tapi
jika dilakukan pada musim hujan, maka waktunya bisa lebih lama.
Oleh karena itu sebaiknya pembuatan kolam dilakukan pada musim kemarau agar hasilnya lebih optimal. Sebagai acuannya, jika permukaan tanah didasar kolam mulai terlihat retak berarti proses pengeringan sudah bisa dikatakan selesai.
Oleh karena itu sebaiknya pembuatan kolam dilakukan pada musim kemarau agar hasilnya lebih optimal. Sebagai acuannya, jika permukaan tanah didasar kolam mulai terlihat retak berarti proses pengeringan sudah bisa dikatakan selesai.
- Pembajakan
Setelah tanah dikeringkan, langkah selanjutnya adalah mencangkul atau membajaknya dengan kedalaman sekitar 10 cm atau lebih. Jika terdapat sampah atau benda-benda lainnya didasar kolam
sebaiknya disingkirkan. Selain itu, jika terdapat lumpur
hitam yang berbau busuk juga harus
dibersihkan.
- Keasaman tanah
Umumnya, tanah memiliki tingkat keasaman yang rendah yaitu dibawah 6 pH, padahal untuk budidaya ikan
nila memerlukan air tawar yang membutuhkan tingkat keasaman tanah sekitar 7 - 8 pH.
Oleh karena itu, kita perlu menetralkan tanah tersebut
dengan melakukan pengapuran menggunakan dolomite atau kapur pertanian.
Dosis
pengapuran tanah haruslah seimbang dengan keasaman tanah agar tidak kelebihan dosis. Acuan takarannya yaitu,
jika tingkat keasaman tanah 6 pH, maka yang dibutuhkan adalah 500 kg/ha. Untuk tanah yang keasamannya 5 - 6 pH maka diperlukan 500
sampai 1500 kg/ha, sedangkan untuk tanah yang 4 - 5 pH maka diperlukan 1 sampai 3 ton/ha.
Aduklah kapur secara merata dan usahakan agar kapur bisa masuk ke
dalam permukaan tanah sampai kedalaman 10 cm. Setelah
itu, diamkan tanah tersebut selama 2 - 3 hari sampai tingkat keasaman tanah benar-benar sesuai dengan yang diharapkan.
- Pemupukan
Setelah proses pengapuran
selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah melakukan pemupukan pada kolam
yang akan digunakan untuk budidaya ikan nila. Gunakan
pupuk organik seperti pupuk kandang
atau pupuk kompos sebagai pupuk dasar atau landasannya. Volume pupuk organik yang digunakan sebanyak 1 - 2 ton per hektarnya.
Sebarkan pupuk organik sampai merata ke dasar kolam tanah dan
diamkan selama 1 - 2 minggu agar terserap
kedalam tanah. Setelah itu, kita bisa menambahkan
pupuk urea sebanyak 50 - 70 kg/ha dan TSP 25 - 30 kg/ha dan diamkan pupuk urea tersebut selama 1 - 2 hari.
Pemupukan ini bertujuan untuk memberikan
nutrisi bagi tumbuhan renik dan hewan yang ada di dalam kolam tersebut. Dengan
demikian, tumbuhan dan hewan tersebut dapat dijadikan sebagai pakan alami untuk
ikan nila.
- Menggenangi air
Setelah pemupukan selesai
dilakukan, langkah selanjutnya adalah menggenangi kolam
dengan air. Tapi pengairan ini harus dilakukan secara bertahap. Pertama, masukkan air ke dalam kolam tanah sampai mencapai
ketinggian 10 - 20 cm. Diamkan air tersebut selama 3 - 5 hari agar air yang mengeruh bercampur tanah mengendap ke dasar kolam. Setelah itu, kita bisa
melanjutkan pengisian air ke dalam kolam sampai air mencapai ketinggian 75 cm.
- Penebaran bibit ikan
nila
Jika kolam sudah terisi air sampai kedalaman 60 - 75 cm, maka kolam sudah siap untuk ditebari bibit ikan nila yang sudah
disiapkan. Idealnya, per meter persegi kolam berisi 15 - 20 ekor ikan nila dengan
asumsi per ekornya seberat 10 - 20 gram dan bisa dipanen dengan ukuran seberat 300 gram per ekor.
Tapi perlu diingat, sebelum penebaran bibit dilakukan, kita perlu melakukan adaptasi terlebih dulu terhadap bibit ikan nila walaupun
ikan nila merupakan jenis ikan yang mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan. Hal ini dilakukan agar bibit ikan nila terbiasa
dengan kondisi kolam yang baru untuk
meminimalisir resiko kematian pada bibit ikan nila.
Caranya dengan memasukkan
bibit ikan nila ke dalam wadah yang sudah di isi air dari
kolam. Biarkan bibit ikan nila berada
di wadah tersebut selama beberapa jam. Setelah itu, miringkan wadah tersebut sampai bibit ikan nila didalamnya keluar
dengan sendirinya dan masuk ke dalam kolam yang sudah disiapkan.
- Pemeliharaan ikan
nila
Setelah semua tahapan di atas dilakukan, tinggal melakukan
perawatan dan pemeliharaan ikan nila sampai pada waktunya panen. Ada tiga hal penting yang perlu diketahui dalam
pemeliharaan ikan nila, yaitu pengelolaan air, pemberian pakan, dan pengendalian hama
penyakit.
- Pengelolaan air
Agar bisa menghasilkan
ikan nila yang berkualitas, kita perlu memperhatikan
kualitas air dari kandungan oksigen dan pH air.
Perhatikan juga kadar NH3, CO2, dan H2s pada air kolam. Jika kadar oksigen dalam kolam mulai menurun, sebaiknya sirkulasi air dibuat lebih deras dengan memperbesar debit air. Jika air kolam mulai berbau, kemungkinan air kolam mulai mengandung NH3 dan H2S dan segeralah untuk lakukan penggantian air. Untuk mengganti air, keluarkan air kotor sebesar 1/3 bagian dari air kolam, kemudian ganti dengan air yang baru. Debit air kolam sebesar 100 m persegi yang normal sebesar 1 liter/detik.
(Ilustrasi kolam budidaya ikan nila) |
Perhatikan juga kadar NH3, CO2, dan H2s pada air kolam. Jika kadar oksigen dalam kolam mulai menurun, sebaiknya sirkulasi air dibuat lebih deras dengan memperbesar debit air. Jika air kolam mulai berbau, kemungkinan air kolam mulai mengandung NH3 dan H2S dan segeralah untuk lakukan penggantian air. Untuk mengganti air, keluarkan air kotor sebesar 1/3 bagian dari air kolam, kemudian ganti dengan air yang baru. Debit air kolam sebesar 100 m persegi yang normal sebesar 1 liter/detik.
- Pemberian pakan
Dalam budidaya ikan nila, pengelolaan pakan
merupakan salah satu faktor yang
sangat penting karena biaya yang dibutuhkan untuk pembelian pakan merupakan
biaya paling besar dari biaya lainnya dalam budidaya ikan nila.
Kita bisa menggunakan pellet dengan kadar protein sebesar 20 - 30 % sebagai pakan utama untuk ikan nila.
Umumnya, ikan nila membutuhkan asupan pakan sebesar 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari.
Setiap dua minggu sekali, ukur berat badan ikan nila dengan menggunakan sampel satu ekor ikan nila dan kita bisa menyesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan pada ikan nila sesuai ukurannya.
Umumnya, ikan nila membutuhkan asupan pakan sebesar 3% dari bobot tubuhnya setiap hari. Pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi dan sore hari.
Setiap dua minggu sekali, ukur berat badan ikan nila dengan menggunakan sampel satu ekor ikan nila dan kita bisa menyesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan pada ikan nila sesuai ukurannya.
Berikut ini perhitungan pemberian pakan untuk ikan nila:
Jika dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila dengan ukuran 10 - 20 gr/ekor, maka rata-rata ikan adalah (10 + 20)/2 = 15 gram/ekor. Sehingga
perhitungan pakannya adalah 15 x 1500 x 3% = 675 gram
atau 6,75 kg per harinya.
- Pengendalian hama
dan penyakit
Secara normal, sebetulnya masalah penyakit pada ikan nila tidak
terlalu menghawatirkan. Tapi tidak
ada salahnya untuk melakukan pengecekan untuk
antisipasi.
Penyakit yang perlu diwaspadai pada ikan nila adalah penyakit yang menular karena infeksi seperti pada penularan melalui air.
Penyakit yang perlu diwaspadai pada ikan nila adalah penyakit yang menular karena infeksi seperti pada penularan melalui air.
- Masa panen
Ukuran konsumsi ikan nila untuk pasar domestic berkisar antara 300 - 500 gram/ekor, sedangkan
untuk ikan nila yang dipelihara dari
ukuran sekitar 10 - 20 gram/ekor biasanya membutuhkan
waktu 4 - 6
bulan sampai siap panen.
Baca juga:
Cara budidaya ikan Patin dikolam terpal agar cepat besar
Cara beternak belut didalam drum agar cepat panen
Tips budidaya ikan gabus agar cepat panen
Cara budidaya ikan Patin dikolam terpal agar cepat besar
Cara beternak belut didalam drum agar cepat panen
Tips budidaya ikan gabus agar cepat panen
Demikian informasi
tentang cara budidaya ikan nila yang benar agar cepat panen. Untuk informasi
lain seputar ikan konsumsi, dapat dibaca pada artikel OKB lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Cara budidaya ikan nila yang benar agar cepat panen"