Panduan cara beternak Ayam Hutan merah yang benar agar cepat produk
Ayam hutan merah jantan dan betina |
OKB – Ayam hutan merah yang baru ditangkap dari hutan pasti memiliki sifat liar dan masih dalam kondisi stress karena belum terbiasa dengan lingkungan Manusia. Oleh karena itu, Ayam hutan merah yang baru ditangkap harus mendapatkan perawatan yang tepat agar bisa bertahan hidup karena ayam ini sangat rawan mengalami stress.
Baik ayam hutan merah maupun ayam hutan hijau memang sangat rawan mengalami stress dan jika kondisi tersebut terus berlanjut biasanya ayam tidak mau makan dan akhirnya mati. Banyak sekali kasus seperti itu terjadi karena pemiliknya tidak mengetahui cara merawat dan memperlakukan Ayam hutan tangkapan dari alam.
Ayam hutan yang baru ditangkap dari alam harus ditempatkan dilokasi yang tenang dan sepi karena jika terkejut atau ada orang yang mendekati kandangnya maka ayam hutan akan melompat-lompat menabrak jeruji kandang dan bahkan seringkali sampai membuat kepalanya terluka parah karena terbentur atap kandang. Oleh karena itu sebaiknya kandang untuk ayam hutan yang masih liar dibuat khusus atau diberi pengaman pada dinding dan atapnya dengan kain atau bahan-bahan lunak lainnya agar saat ayam hutan menabrak kandangnya tidak menyebabkan luka yang serius.
Untuk menjinakkan ayam hutan merah tangkapan dari alam memang memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi jika ayam tersebut sudah dewasa (tua) maka akan lebih sulit lagi untuk dijinakkan karena sudah terlalu lama hidup dihutan.
Ayam hutan merah banyak dipelihara karena ayam ini memiliki suara yang khas dan memiliki penampilan fisik yang menarik. Tapi sayangnya masih sangat jarang peternak yang mau menangkarkan ayam ini padahal minat masyarakat terhadap ayam hutan merah cukup tinggi. Budidaya ayam hutan merah merupakan sebuah peluang usaha yang cukup menjanjikan untuk menambah penghasilan karena permintaan pasar cukup tinggi dan harga jualnya juga cukup tinggi.
Selama ini stock ayam hutan merah maupun ayam hutan hijau yang ada dipasaran sebagian besar merupakan ayam hutan liar tangkapan dari alam yang sulit dijinakkan dan rawan mengalami kematian. Lain halnya dengan ayam hutan yang dipelihara dari anakan atau yang berasal dari penangkaran yang lebih mudah jinak dan cepat berkokok.
Untuk beternak ayam hutan merah memang tidak semudah beternak ayam jenis lain karena ayam hutan merupakan ayam hasil tangkapan dari alam sehingga sifat liarnya sulit dihilangkan meskipun sudah lama dipelihara. Oleh karena itu, untuk mencegah agar ayam hutan merah tidak stress, sebaiknya kandang dan lingkungan kandangnya dibuat semirip mungkin dengan lingkungan dihabitat aslinya.
Berikut ini tahapan-tahapan untuk beternak ayam hutan merah yang benar agar cepat produk:
1. Menyiapkan kandang ternak
Untuk indukan ayam hutan merah yang sudah jinak atau minimal yang sudah tidak takut jika ada orang yang mendekati kandangnya (sudah siap tangkar) sebetulnya tidak memerlukan kandang yang terlalu luas atau lokasi yang harus dibuat seperti dihabitat aslinya agar bisa produk. Tapi jika menggunakan kandang sempit, yang menjadi masalah adalah keselamatan telur-telurnya karena bisa terinjak oleh induknya dan bisa pecah. Jadi sebaiknya ukuran kandang untuk beternak ayam hutan dibuat agak luas agar indukan ayam hutan merah masih bisa berativitas dengan leluasa.
Kandang ternak ternak bisa dibuat dengan rangka kayu, bambu, atau besi dengan kombinasi kawat ram sebagai dindingnya agar lebih mudah untuk memantau aktifitas kedua indukan. Didalam kandang ternak harus dilengkapi tenggeran, tempat pakan dan air minum serta sarang untuk tempat bertelur.
Lokasi kandang ternak yang tenang dan sepi memang diperlukan untuk indukan ayam hutan merah tangkapan hutan yang masih takut orang agar kedua indukan ayam hutan yang diternakkan tersebut tidak stress dan bisa berkembang biak dengan normal. Tapi untuk indukan ayam hutan yang sudah jinak atau yang dipelihara dari kecil, lokasi kandang ternak yang ramai tidak menjadi masalah karena ayam hutan tersebut tidak takut lagi jika ada lalu-lalang orang disekitar kandangnya.
2. Menyiapkan calon indukan ayam hutan merah
Pilihlah indukan ayam hutan merah yang betul-betul sudah siap kawin. Untuk indukan ayam hutan jantan pilihlah yang sudah jinak, tidak takut orang dan agresif terhadap keberadaan ayam kampung betina atau ayam hutan betina.
Indukan ayam hutan jantan harus yang usianya lebih tua dari indukan ayam hutan betina. Karena jika usia indukan ayam hutan jantan lebih muda biasanya indukan ayam hutan betina tidak mau dikawini dan cenderung akan menyerang pejantannya.
Pilihlah indukan ayam hutan merah betina yang sehat dan sudah siap kawin. Ciri-ciri indukan ayam hutan betina yang sudah siap kawin biasanya sering bersuara krek..krek..krek.. dengan keras secara berulang-ulang, bahkan kadang ada juga yang berkokok seperti ayam hutan jantan. Selain itu, ciri-ciri lainnya juga dapat dilihat dari sorot matanya yang berbinar-binar dan bulu-bulunya yang tampak rapi, halus, dan mengkilap.
Tapi akan lebih bagus lagi jika kita membeli indukan ayam hutan merah yang sudah berjodoh atau yang sudah pernah diternakkan dan sudah pernah produk sebelumnya karena kita tinggal meneruskan saja tanpa perlu repot untuk menjodohkannya.
Baca juga: Cara menjodohkan ayam hutan tangkapan
Cara lainnya adalah dengan mengambil telur ayam hutan merah liar kemudian ditetaskan pada ayam kampung yang sedang mengeram. Anakan ayam hutan yang ditetaskan pada ayam kampung cenderung lebih jinak dan nantinya setelah dewasa bisa dijadikan sebagai indukan.
Sepasang ayam hutan merah jantan dan betina liar |
3. Pemberian pakan
Pakan utama ayam hutan merah adalah biji-bijian, tapi di alam bebas ayam hutan merah juga sering memakan hewan-hewan kecil seperti rayap, belalang, jangkrik, cacing, ulat dan hewan-hewan kecil lainnya. Jadi sebaiknya ketika dipelihara atau diternakkan, selain diberikan pakan berupa biji-bijian, ayam hutan merah juga perlu diberikan pakan hewani seperti jangkrik, ulat hongkong dan cacing untuk memenuhi kebutuhan proteinnya. Untuk merangsang indukan ayam hutan betina agar cepat bertelur juga bisa diberikan sentrat yang biasa diberikan pada ayam petelur.
4. Masa bertelur dan panen
Setelah bertelur, indukan ayam hutan merah betina akan mengerami telur-telurnya selama 21 hari dan jika sudah lebih dari 25 hari telur-telurnya tidak juga menetas berarti telur-telurnya tidak fertil. Setelah telur-telurnya menetas kita bisa mengambil (menyapih) anakannya untuk kita rawat sendiri agar indukan ayam hutan merah bisa cepat bertelur lagi.
Baca juga:
Cara merawat anakan ayam hutan agar bertahan hidup dan cepat jinak
Cara menjinakkan Ayam Hutan yang terlalu liar
Demikian informasi tentang panduan cara beternak Ayam Hutan merah yang benar agar cepat produk. Untuk informasi lain seputar hewan peliharaan dan hewan ternak, dapat dibaca pada artikel OKB lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Post a Comment for "Panduan cara beternak Ayam Hutan merah yang benar agar cepat produk"