Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Advertisement

Mitos katuranggan burung Merpati yang dianggap kurang baik

gambar merpati gendong mayit
Ilustrasi Merpati Gendong Mayit

OKB – Bagi sebagian orang yang bukan penghobi burung Merpati, mungkin tidak ada yang menarik ketika menyaksikan burung Merpati jantan terbang di udara lalu menukik tajam menghampiri betinanya. Tapi bagi para penggemar burung Merpati, hal itu menjadi sensasi dan kebanggaan tersendiri, apalagi jika burung Merpati miliknya bisa menjadi juara ketika dilombakan.

Bukan hanya hadiah besar dan tropi saja yang akan didapatkan ketika bisa menjuarai lomba burung Merpati, tapi harga burung Merpatinya juga akan meningkat. Karena alasan itulah penggemar burung Merpati semakin hari semakin bertambah banyak, baik yang hanya sekedar untuk hiburan saja maupun yang tujuannya untuk lomba. Hobi bermain burung Merpati juga menjadi sarana hiburan yang positif diwaktu senggang.

Untuk bisa menjuarai lomba burung Merpati, kunci utamanya harus bisa memilih burung Merpati yang berkualitas dan harus bisa merawat serta melatihnya dengan baik, karena bakat dan karakter merupakan faktor utama seekor burung Merpati untuk bisa berprestasi, dan selebihnya adalah pola perawatan dan latihan yang diterapkan oleh perawatnya.

Baca juga: Cara melatih Merpati balap yang masih muda/piyikan

Dikalangan penghobi burung Merpati lomba ada beberapa mitos tentang katuranggan burung Merpati yang di anggap kurang baik. Biasanya para pemain burung Merpati tidak akan mau memelihara burung Merpati yang memiliki katuranggan kurang baik karena akan sulit untuk berprestasi. Ada sebagian penghobi burung Merpati yang menganggap hal itu hanya sebuah mitos, tapi ada juga yang mempercayainya.

Berikut ini beberapa mitos burung Merpati yang berkembang dikalangan para penghobi burung Merpati lomba:

- Merpati Gendong Mayit memiliki ciri-ciri terdapat bulu berwarna putih dibagian punggungnya. Mitosnya burung Merpati ini memiliki karakter yang jelek karena jika dilombakan selalu terbang mengikuti dibelakang lawannya.

- Merpati mata pilo air/mata putih kinerjanya jelek jika terbang pada siang hari yang terik karena silau. Tapi jika suasana agak gelap justru matanya sangat awas.

- Merpati kakak-adik jika dilatih dilapangan yang sama tidak akan jadi atau bahkan akan menjadi jelek.

- Merpati kaki basah dikalangan penghobi burung Merpati balap di anggap kurang bagus.

- Merpati dengan tunggir bercabang cenderung lebih cepat lelah.

- Merpati dengan bulu ekor bercabang (membelah) mitosnya susah dilatih karna suka terbang semaunya sendiri.

- Player ditetaskan telurnya meskipun menggunakan babuan akan turun performanya.

- Merpati warna hitam dengan paruh putih mitosnya tidak akan jadi untuk tinggian.

- Merpati dengan garis mata merah membara dianggap kurang cerdas dan jika melihat keperan betina akan turun.

- Merpati sabet (bulu sayapnya beda warna pada ujungnya tapi hanya sebelah saja, bisa sayap kiri atau sayap kanan). Mitosnya burung Merpati ini tidak akan jadi untuk tinggian.

- Merpati selap ganjil (bulu sayapnya yang tengah berwarna lain, bisa sayap sebelah kanan atau sayap sebelah kiri). Mitosnya burung Merpati ini sulit dilatih karena suka terbang semaunya.

- Merpati jidat jenong di anggap lebih cerdas.

- Merpati dengan bulu ekor atau bulu sayap panjing/manjing/bercabang pintar membawa bandangan.

Sebagian penghobi burung Merpati ada yang mempercayai mitos-mitos tersebut, tapi ada juga yang tidak mempercayainya karena masing-masing penghobi burung Merpati memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda selama bermain burung Merpati.

Baca juga:

Tips dasar pemilihan Merpati balap yang bagus untuk pemula

Cara merawat Merpati mabung yang benar agar cepat tuntas

Demikian informasi tentang tentang mitos katuranggan burung Merpati yang di anggap kurang baik. Untuk informasi lain seputar burung Merpati, dapat dibaca pada artikel OKB lainnya.

Semoga bermanfaat

Terima kasih 

Post a Comment for "Mitos katuranggan burung Merpati yang dianggap kurang baik"