Cara beternak Ayam Pelung dan penanganannya ketika terserang wabah penyakit
Ayam Pelung Jantan dan Betina |
Ayam Pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi (Jawa Barat). Ayam Pelung memiliki postur tubuh besar dan tegap dengan tembolok yang tampak menonjol. Kakinya panjang, kokoh dan bagian pahanya berdaging tebal.
Ayam Pelung jantan memiliki jengger berbentuk wilah yang besar, tegak, bergerigi dan berwarna merah cerah. Sedangkan ayam Pelung betina juga memiliki jengger, tapi tidak sebesar jengger ayam jantan.
Ayam Pelung jantan dewasa memiliki bobot tubuh sekitar 3,5 - 5,5 Kg, sedangkan bobot tubuh ayam Pelung betina hanya sekitar 2,5 - 3,5 Kg.
Ayam Pelung belum banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tapi ayam ini cukup populer di daerah Cianjur dan Sukabumi karena ayam Pelung berasal dari kedua daerah tersebut.
Menurut para pakar ayam Pelung, keberadaan ayam Pelung sudah dikenal oleh masyarakat Cianjur dan Sukabumi lebih dari satu abad yang lalu.
Ayam Pelung merupakan jenis ayam khas dan langka yang banyak dipelihara sebagai hewan kesayangan atau kelangenan bagi masyarakat Cianjur dan Sukabumi.
Keistimewaan ayam Pelung ada pada suara kokoknya yang panjang dan merdu. Menurut penggemar ayam ini, kata "Pelung" berasal dari kata "Melewung" (bahasa Sunda) yang artinya adalah suara besar yang mengalun panjang dan menggema. Ayam Pelung jantan jika berkokok biasanya lehernya terlihat melengkung panjang ke bawah dan bahkan ada yang sampai menyentuh tanah.
Bagi masyarakat Cianjur, suara kokok ayam Pelung merupakan penanda bahwa waktu sholat Subuh telah tiba. Ada juga sebagian masyarakat yang percaya bahwa memelihara ayam Pelung dapat mendatangkan rejeki, keberuntungan, ketentraman, dan kebahagiaan hidup jika ayam Pelung dirawat dengan baik.
Karena itu, ayam Pelung menjadi ciri khas daerah Cianjur yang dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu hewan unggul asli Indonesia.
Ayam Pelung memiliki tiga sifat genetik yang unggul, yaitu memiliki suara kokok yang panjang mengalun, memiliki pertumbuhan yang cepat, dan memiliki postur tubuh yang besar. Secara fisik, ayam Pelung memang terlihat besar, beratnya bisa mencapai 5 - 6 kg untuk ayam jantan dewasa dan tingginya sekitar 40 - 50 Cm.
Dengan kelebihannya itulah ayam Pelung sering dikonteskan untuk dinilai bentuk fisiknya, warna bulu dan suaranya. Pada mulanya kontes ayam Pelung hanya diselenggarakan antara sesama komunitas penggemar ayam Pelung saja.
Seperti halnya burung Perkutut atau burung kicauan lainnya, ayam jago Pelung juga dikonteskan dengan menitik beratkan penilaian pada alunan suaranya. Tapi saat ini hampir semua aspek sudah mendapat penilaian dalam kontes, antara lain: kontes suara khusus untuk jago ayam Pelung, kontes penampilan dan bobot tubuh.
Pada acara kontes ayam Pelung tersebut selain diadakan lomba adu suara dan lainnya, juga menjadi arena bursa penjualan dari anak ayam sampai ayam dewasa, dari usia 0 s/d 1 bulan (jodoan), usia 3 bulan (sangkal), usia 6 s/d 7 bulan (jajangkar), sampai pada ayam Pelung yang sudah jadi (siap kontes).
Dengan demikian lomba/kontes ayam Pelung sekaligus menjadi bursa penjualan, promosi dan sosialisasi khusus ayam Pelung. Melalui acara semacam ini para pembeli, penjual dan penggemar bisa mendapatkan bibit maupun induk yang berkualitas dan juga tambahan pengetahuan tentang segala hal mengenai ayam Pelung yang sangat bermanfaat dari sesama peternak dan penggemar ayam Pelung.
Secara fisik sebetulnya ayam Pelung tidak terlalu berbeda dengan ayam kampung biasa, yang menjadi ciri khas dan keunikannya adalah suara kokoknya. Jika ayam ini dirawat dan dilatih dengan baik, maka akan menghasilkan suara kokok yang merdu didengar. Ada ayam Pelung yang berkokok dengan suara panjang, ada yang berirama dan ada juga yang bersuara unik di tengah kukurannya.
Dalam beternak ayam Pelung, permasalahan yang sering dihadapi adalah penyediaan bibit ayam Pelung yang unggul. Untuk memilih calon bibit unggul, kita harus mengetahui dulu ciri-ciri bibit ayam Pelung yang unggul.
Berikut ini ciri-ciri bibit ayam Pelung unggul:
• Sehat, aktif dan tidak memiliki cacat fisik serta nafsu makannya besar.
• Otot gempal dan kuat, terutama dibagian paha dan dada.
• Susunan bulunya rapi, padat dan tampak mengkilat. Karena kondisi bulu yang baik mencerminkan kondisi kulit yang sehat.
• Mata cerah dan tatapannya tajam.
• Gerakannya gesit dan lincah.
• Ukuran tubuhnya sedang, tidak kurus dan tidak terlalu gemuk.
• Induk jantan memiliki jengger yang berwarna merah cerah dengan kepala tampak kokoh.
• Paruh pendek, tajam dan bersih.
• Jarak ujung tulang dada dengan dubur minimal tiga jari tangan.
Cara merawat ayam Pelung:
Cara merawat ayam Pelung sebetulnya tidak berbeda jauh dengan perawatan ayam kampung lainnya, hanya saja karena ayam Pelung dipelihara untuk dinikmati suaranya, maka dibutuhkan perawatan khusus agar dapat menghasilkan suara yang bagus.
Oleh karena itu, ayam Pelung harus diberikan pakan yang bergizi seperti jagung yang sudah di lembutkan dan beras merah. Selain diberikan pakan utama berupa jagung dan beras merah, ayam Pelung juga perlu diberikan pakan tambahan seperti ikan, belut, kodok sawah, keong, dan lainnya sebagai asupan protein.
Selain harus diberikan pakan yang bernutrisi, ayam Pelung juga perlu latihan pernafasan setiap pagi dan sore dengan cara rutin berolahraga agar bisa berkokok lebih panjang.
Jenis-jenis penyakit yang sering menyerang ayam Pelung:
• Tetelo
Penyakit tetelo merupakan penyakit ayam yang sangat berbahaya dan sulit ditanggulangi. Penularannya dapat melalui berbagai media, antara lain:
- Kontak langsung antara ayam yang sehat dengan ayam yang sakit.
- Tempat pakan dan minum yang kurang bersih, sehingga mudah terjangkit virus dan bakteri penyebab tetelo.
- Kondisi kandang yang kotor dan lembab.
Tingkat kematian akibat penyakit ini sangat tinggi, sekitar 10-100%.
• Pilek (snot)
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Hemophilus galiarum. Penularannya dapat melalui berbagai media, antara lain:
- Kontak langsung antara ayam yang sehat dengan ayam yang sakit.
- Melalui udara, debu, pakan dan perlengakapan dalam kandang yang kurang bersih.
- Kondisi kandang yang kotor, lembab dan tidak mendapat sinar matahari.
Tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit ini juga sangat tinggi.
• Berak darah (Coccidiocis)
Penyakit berak darah dapat menyerang ayam segala umur. Penularannya dapat terjadi melalui:
- Binatang lain seperti tikus, burung, ayam liar yang masuk kedalam kandang yang membawa bibit penyakit.
- Melaui tempat pakan dan minum yang kurang bersih.
• Sesak nafas
Sesak nafas disebabkan oleh bakteri "Mycroplasma gallisepticum". Penyakit ini menyerang organ-organ pernafasan sehingga ayam akan kesulitan untuk bernafas.
• Berak Kapur
Berak kapur disebabkan oleh bakteri "Salmonella pullorum". Penyakit ini lebih sering menyerang anak ayam dan ayam muda. Penularan penyakit ini bisa melalui:
- Telur
- Kontak langsung antara ayam yang sehat dengan ayam yang sakit.
- Peralatan penetasan dan peralatan kandang yang kurang bersih.
Cara menanggulangi penyakit pada ayam Pelung:
- Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penularan penyakit, kita harus segera mengkarantina ayam yang sakit.
- Segera berikan obat yang tepat sesuai dengan gejalanya.
- Menjaga kebersihan kandang, pakan, air minum, beserta perlengkapannya seperti tempat pakan dan minumnya.
Baca juga:
Demikian informasi tentang cara beternak ayam Pelung dan penanganannya ketika terserang wabah penyakit. Untuk informasi lain seputar ayam Pelung, dapat dibaca pada artikel OKB lainnya.
Semoga bermanfaat
Terima kasih
Terima kasih
Post a Comment for "Cara beternak Ayam Pelung dan penanganannya ketika terserang wabah penyakit"